Topi Unik dari Rotan Asal Long Sule

oleh Tari*


Masyarakat Long Sule memiliki tradisi menganyam rotan. Tradisi ini berlansung dari turun temurun agar ayaman rotan ini tidak hilang atau musnah. Karena sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

 

Dalam membuat kerajinan rotan, yang pertama sekali dilakukan adalah mengambil rotan di hutan, dengan cara ditarik  dari pohon rotan merambat. Lalu dipotong-potong menjadi beberapa dengan panjang kira-kira 1 atau 2 m per batang.

 

Kemudian rotan dibersihkan dan dijemur agar menjadi kering supaya lebih mudah untuk dianyam. Setelah kering dibersih kan lagi dan belah rotan nya menjadi empat belahan  agar mudah mengerjakankannya.

 

Setelah rotan dibersihkan, diraut sebanyak tiga kali sampai halus. Kemudian siap untuk diberi pewarna hitam. Mewarnai dengan cara merebus rotan selama 2 hari dan campurkan tanah liat dengan daun kalen atau daun khusus untuk perwarna alami.

 

Setelah itu rotan bisa dianyam menjadi topi yang cantik dan unik. Anyaman bisa dibuat dengan berbagai motif.

 

"Topi rotan atau tangop wey biasa disukai oleh orang unik dan cantik," kata Telin seorang pengrajin rotan di Desa Long Sule.


*Penulis merupakan jurnalis warga Desa Long Sule

Bagikan post ini: